Momentum Akhir Tahun

>> Jumat, 26 Desember 2008

Oleh : Yanie

Penghujung tahun 2008 tinggal menghitung hari. Momen yang sangat tepat bagi kita untuk menutup 12 bulan ini dengan sesuatu yang bernilai positif. Ironis, jika mengamati sebagian besar orang senang mengapresiasikan akhir tahun ini dengan cara hedonis, menikmatinya dengan pesta semalam suntuk, berkumpul di kafe-kafe dan tempat-tempat hiburan lainnya, meniup terompet, atau menyalakan kembang api. Dari sudut manapun saya tidak melihat manfaat yang bisa dipetik dari kebiasaan ini. Entah darimana datangnya budaya tersebut, yang jelas bukan dari negeri kita. Diantara sebagian besar penikmat kesenangan sesaat tersebut, hanya sedikit yang memaknai suasana tutup tahun ini dengan cara yang baik, lebih positif dan produktif. Mereka mengasingkan hati dan fikirannya dari hiruk pikuk pestaforia dengan berkontemplasi dan mencoba melihat kembali keseluruhan perjalanan hidupnya setahun ini serta menghitung bekal yang tersedia untuk perjalanan tahun berikutnya. Semoga kita adalah bagian dari orang yang sedikit ini.

Kontemplasi atau kebiasaan merenung ini memang belum membudaya. Kita merasakan betapa cepatnya waktu berlalu, banyak yang telah berubah. Pada titik ini barulah tersadar kita sudah tertinggal jauh yang pada akhirnya hanya menyisakan penyesalan, kenapa dulu tidak begini dan begitu. Di sinilah kontemplasi itu mengambil peran penting. Ia memiliki fungsi evaluatif dan antisipatif. Kontemplasi mengambil pelajaran dari masa lalu kita secara terperinci, dari setiap keputusan penting yang telah kita ambil dalam kehidupan ini lalu mengevaluasinya. Apa saja hal penting yang terlewati oleh kita dan sejauh mana kita tersesat akan terjawab nantinya dari evalusai ini. Fungsi antisipatif menempatkan kontemplasi sebagai bagian dari perencanaan bagi perjalanan berikutnya. Disinilah semua bekal dikumpulkan yang merupakan perpaduan antara pengetahuan, pengalaman, tekad dan harapan. Saat semua fase tersebut terlaksana dan rencana baru telah tesusun, kita siap untuk melangkah kembali Kita sudah belajar dari masa lalu dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Harapan itu kembali dinyalakan menyongsong tahun yang baru. Harapan untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Inilah cara manusia pembelajar memaknai pergantian tahun. Menjadikannya sebagai momentum perbaikan agar penyesalan tidak selalu datang menghampiri hidup. Sebab waktu tidak pernah bisa diputar balik, dan penyesalan itu selalu berada diakhir. Hidup itu adalah pilihan namun hanya mereka yang mau belajarlah yang mampu menentukan pilihan terbaik bagi kehidupannya. Semua akhirnya kembali pada kita.
Allahu ‘alam bishowab

0 komentar:

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan

Tapi hebat dalam tindakan

(Confusius)

  © Blogger template Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP